BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Al-Qur'an
adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi kita Muhammad.Saw sebagai pedoman
hidup manusia. Al-Qur’an dalam kehidupan manusia dapat melahirkan ketenangan
jiwa dan penyembuhan penyakit. Dalam pembahasan ini surah At-tin adalah surah
ke-95 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan
surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah Al-Buruj. Nama At-Tin
diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya
buah Tin.
1.2.
Perumusan Masalah
1. Pengertian Surah At-Tin
2. Makna Surah At-Tin
3. Kandungan Surah At-Tin
4. Manfaat Surah At-Tin
1.3.
Tujuan
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah ilmu dan pengetahuan
tentang kandungan surah At-Tin.
1.4. Metode
Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mengkaji pembahasan dan browsing data dari
internet.
1.5. Sistematika
Penulisan
Sitematika
penulisan dalam penyusunan makalah ini dapat penulis uraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab
ini menjelaskan tetang Pengertian Surah At-Tin, Makna Surah At-Tin, Kandungan
Surah At-Tin dan Manfaat Surah At-Tin.
BAB
III PENUTUP
Pada
bab ini diambil beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Surah At-Tin
2.1.1. Pengertian
Surah (Arab:سورة)
Surah
adalah pembagian yang terdapat di dalam Al-Qur'an.
Al-Qur'an
dibagi menjadi 114 bab yang disebut "surah". "Surah" itu
diatur berdasar panjangnya, dari yang terpanjang sampai yang terpendek, kecuali
yang pertama (Surah Al-Fatihah), yang disebut "Pembukaan". Al-Qur'an
terdiri atas 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat menurut riwayat Hafsh, 6262 ayat
menurut riwayat ad-Dur, atau 6214 ayat menurut riwayat Warsy, dan ada juga yang
menyatakan jumlah ayat dalam Al-Qur’an adalah 6,666 ayat.
Surah-surah
dalam Al-Qur'an terbagi atas surah-surah makkiyah dan madaniyah tergantung pada
tempat dan waktu penurunan surah tersebut (Mekkah atau Madinah, sebelum atau
sesudah hijrah).
2.1.2. Pengertian
At-Tiin Surah At-Tin (Arab: التِّينِ , "Buah Tin")
adalah
surah ke-95 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk
golongan surah Makkiyah.Surah ini diturunkan setelah surah Al-Buruj.
Nama
At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang
artinya buah Tin. Surah at-Tin diawali dengan sumpah Allah yang menyebut buah
Tin, buah Zaitun, Gunung Sinai, dan Mekkah (ayat 1 hingga 4). Ayat berikutnya
menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Walau
begitu, manusia pada akhirnya akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah
atau paling hina jika tidak menjalankan perintah Allah. Orang yang akan selamat
dari kehinaan adalah orang yang beriman dan beramal shaleh dan mereka akan
mendapatkan pahala yang terus-menerus. Ayat ke-7 menjelaskan Muhammad adalah
utusan Allah, yang ajarannya tidak boleh didustakan.Ayat terakhir menyatakan
bahwa Allah adalah "Hakim Yang Paling Adil".
2.1.3. Surah
At-Tin & Terjemahan Surat 95: At-Tiin (Buah tin)
terjemahan
Teks Qur'an dan latinnya 01 "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun," –
(QS.95:1) وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ Wattiini wazzaituun(i) 02 "dan demi
bukit Sinai," – (QS.95:2) وَطُورِ سِينِينَ Wathuuri siiniin(a) 03
"dan demi kota (Mekah) ini yang aman," – (QS.95:3) وَهَذَا الْبَلَدِ
الأمِينِ Wahadzaal baladil amiin(i) 04 "Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya." – (QS.95:4) لَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ Laqad khalaqnaa-insaana fii ahsani
taqwiim(in) 05 "Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat, yang
serendah-rendahnya (neraka)," – (QS.95:5) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ
سَافِلِينَ Tsumma radadnaahu asfala saafiliin(a) 06 "kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya." – (QS.95:6) إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ Ilaal-ladziina aamanuu
wa'amiluush-shaalihaati falahum ajrun ghairu mamnuun(in) 07 "Maka apakah
yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan, sesudah (adanya keterangan-keterangan)
itu?." – (QS.95:7) فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ Famaa
yukadz-dzibuka ba'du biddiin(i) 08 "Bukankah Allah Hakim yang
seadil-adilnya?." – (QS.95:8) أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Alaisallahu bi-ahkamil haakimiin(a).
2.2.
Makna Surah At-Tin
Makna Surah At-Tin Surat at-Tin
merupakan urutan surah yg ke-95 dalam Al-Qur'an, yg terdiri atas 8 ayat dan
termasuk surah makiyah. Dalam surah ini, Allah bersumpah dengan 4 hal, yaitu:
1. Demi buah tin
2. Demi buah zaitun
3. Demi Bukit Sinai, dan
4. Demi kota Mekah yg aman.
Para
ulama tafsir mengatakan bahwa yg di maksud dengan "at-tin" adalah
tempat tinggal Nabi Nuh. a.s. Di Damaskus yang banyak ditumbuhi pohon tin,
sedangkan zaitun adalah tempat tinggalnya Nabi Isa a.s. di Baitulmukadas yang
banyak ditumbuhi buah zaitun. Bukit Sinai merupakan tempat Nabi Musa a.s.
menerima wahyu dari Allah, letaknya persis di luar tembok Yerusalem, sedangkan
kota Mekah yg aman adalah Mekah al-Mukaramah. Kota ini sejak zaman jahiliah
sampai sekarang tetap terjaga dan terpelihara kesuciannya.Selain itu, Mekah
merupakan tempat pertama kali Nabi Muhammad menerima wahyu. Allah bersumpah
dengan ke-4 nama tersebut karena tempat itu merupakan lokasi para nabi yang
telah gigih memperjuangkan agama Allah dengan penuh kesabaran, ketabahan, dan
ketawakalan. Meskipun dalam berdakwah mereka mendapatkan tantangan, hambatan,
dan rintangan, namun mereka tidak pantang menyerah.Oleh karena itu, mereka
digelari dengan sebutan Ulul azmi, artinya mereka yang memiliki kemauan keras.
Mereka adalah Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s.,
dan Nabi Muhammad saw.
2.3.
Kandungan Surah At-Tin
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ {1} Artinya: Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun. Pada ayat pertama
surat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan At Tin dan Az Zaitun.
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan At Tin dan Az Zaitun[2], namun
tidak ada satupun pendapat mereka yang berdasar pada dalil yang shahih,kecuali
pendapat yang mengatakan bahwa At Tin adalah buah At Tin yang (sudah dikenal
dan) biasa dimakan, dan Az Zaitun adalah (juga) buah Az Zaitun yang biasa
diperas darinya minyak Zaitun.
وَطُورِ سِينِينَ {2} Artinya: “Dan demi Bukit Sinai.” Pada ayat ini Allah Subhanahu
wa Ta’ala bersumpah dengan Thuur Siiniin, yaitu sebuah bukit yang padanya Allah
Subhanahu wa Ta’ala berbicara kepada Musa‘alaihissalam. وَ
هَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ {3} Artinya: “Dan demi kota (Mekkah) ini
yang aman. Berikutnya Allah bersumpah dengan Al Balad Al Amin, yaitu Makkah.
Lalu, mengapa Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan hal-hal tersebut? Para
ulama tafsir menerangkan sebab-sebabnya yang diantaranya; Karena kedua tumbuhan
tersebut (At Tin danAz Zaitun) banyak mengandung manfaat, baik pada pohonnya
maupun buahnya, dan karena keduanya sangat tumbuh subur dan baik di Syam, yang
merupakan tempat diutusnya Nabi Isa‘alaihissalam menjadi seorang rasul.
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan sebuah bukit, karena di
tempat itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara kepada Nabi Musa dan
mengutusnya menjadi seorang rasul. Adapun mengapa Allah bersumpah dengan Al
Balad Al Amin?Itu karena Mekkah adalah sebuah negeri yang aman bagi orang memasukinya,
juga karena di tempat itulah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
diutus menjadi seorang rasul.dari sini, jelaslah mengapa Allah Subhanahu wa
Ta’ala bersumpah dengan hal-hal tersebut? Itu karena ketiga tempat tersebut
adalah tempat-tempat yang disucikan yang Ia pilih, dan telah diutus padanya
rasul-rasul-Nya yang paling mulia.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ
تَقْوِيمٍ {4}
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.” Ayat berikutnya adalah jawaban dari sumpahNya terhadap hal-hal
tadi, bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan manusia
dalam bentuk dan sifat yang sebaik-baiknya, dengan seluruh anggota tubuh yang
seimbang, sempurna, dan tidak kekurangan suatu apapun. Dan semuanya itu
menunjukkan atas kekuasaan Allah yang mutlak atas penciptaan dan pengembalian
manusia pada hari kebangkitan Allah swt. dalam ayat ini menegaskan secara
eksplisit bahwa manusia itu diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna.
Ar-Raghib Al-Asfahani, seorang pakar bahasa Al Quran menyebutkan bahwa kata 'taqwiim' pada ayat ini merupakan
isarat tentang keistimewaan manusia dibanding binatang, yaitu dengan adanya
akal, pemahaman, dan bentuk fisik yang tegak dan lurus. Jadi 'ahsani taqwiim' berarti
bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya. Kalau kita cermati lebih jauh,
sesungguhnya kesempurnaan manusia bukan hanya sekedar pada bentuk fisik dan
psikisnya saja, kedudukan manusia di antara makhluk Allah lainnya pun menempati
peringkat tertinggi, melebihi kedudukan malaikat, "Dan sesungguhnya Kami
telah memuliakan anak Adam (manusia) dan Kami angkut mereka di darat dan di
laut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-makhluk yang Kami ciptakan,
dengan kelebihan yang menonjol." (Q.S. Al Isra 17:70)
Pada
prinsipnya, malaikat adalah makhluk mulia. Namun jika manusia beriman dan taat
kepada Allah swt., ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat. Ada beberapa
alasan yang mendukung pernyataan tersebut, yaitu:
1. Pertama, Allah swt. memerintahkan kepada
malaikat untuk bersujud (hormat) kepada Adam a.s. Saat awal penciptaan manusia
Allah berfirman, "Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para Malaikat,
"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia
enggan dan takabur dan ia adalah termasuk golongan kafir." (Q.S. Al
Baqarah 2:34).
2. Kedua, malaikat tidak bisa menjawab
pertanyaan Allah tentang al asma (nama-nama ilmu pengetahuan), sedangkan Adam
a.s. mampu karena memang diberi ilmu oleh Allah swt., "Dan Dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
malaikat, lalu berfirman, " Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu
jika kamu memang golongan yang benar. Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." Allah
berfirman, "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu,
Allah berfirman, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya
Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan
dan apa yang kamu sembunyikan."(Q.S. Al Baqarah 2:31-32).
3. Ketiga, kepatuhan malaikat kepada Allah
swt. karena sudah tabiatnya, sebab malaikat tidak memiliki hawa nafsu;
sedangkan kepatuhan manusia pada Allah swt. melalui perjuangan yang berat
melawan hawa nafsu dan godaan setan.
4. Keempat, manusia diberi tugas oleh Allah
menjadi khalifah di muka bumi, "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi..." (Q.S. Al Baqarah 2:30). Mencermati analisis di atas, bisa
disimpulkan betapa Allah SWT. Telah memberikan kemuliaan yang begitu tinggi
pada manusia, bukan hanya yang bersifat fisik dan psikis, tapi juga dari segi
kedudukannya. Namun, kalau manusia tidak mampu mengemban amanah yang begitu
besar, derajatnya akan turun ke tingkat yang paling hina, bahkan bisa lebih
hina dari binatang sekalipun, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikutnya.
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ
سَافِلِينَ {5} إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ
أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ {6} Artinya: “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (5) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
shalih, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya (6)” Pada ayat kelima
dari kedua ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan tentang keadaan
kebanyakan manusia yang kufur terhadap nikmat yang telah Ia berikan kepadanya
berupa bentuk fisik yang sempurna dan baik. Maka sudah sewajibnya seorang
manusia bersyukur atas nikmat ini, namun justru kebanyakan manusia lalai dan
lupa terhadap penciptanya yang telah memberikan kenikmatan-kenikmatan yang tak
terbilang, mereka sibuk dengan bermain-main dan hal-hal yang melalaikan
mereka.Mereka ridha dengan perkara-perkara rendah dan akhlak-akhlak buruk yang
merusak diri mereka sendiri.Akhirnya Allah pun mengembalikan mereka ke dalam
neraka yang paling bawah, tempatnya ahli maksiat yang membangkang dan menentang
perintah-perintah Allah. Ayat keenam menerangkan bahwa kecuali orang orang yang
beriman, yang telah diberikan oleh Rabb mereka keutamaan berupa keimanan, amal
yang shalih, dan akhlak yang tinggi dan mulia. Maka bagi mereka derajat yang
tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan pahala dari-Nya yang tiada
henti-hentinya terus mengalir kepada mereka dan tanpa terputus. Bahkan mereka
terus mendapatkan kelezatan kelezatan yang terus-menerus, kebahagiaan yang
tiada habis-habisnya, dan kenikmatan kenikmatan tak terhingga yang abadi dan
kekal selama-lamanya. Pada ayat berikutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ {7} Artinya :“Maka apakah yang menyebabkan
kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?”
Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya dan menegaskan kembali kepada
manusia yang telah diciptakan dalam sebaik-baik bentuk, sempurna dan utuh tanpa
kekurangan suatu apapun, namun di antara manusia masih ada yang kufur terhadap
nikmat nikmatRabbnya dan ingkar terhadap hari pembalasan,”Apa yang membuatmu
dan menyebabkanmu wahai anak Adam mendustakan dan mengingkari hari pembalasan
terhadap seluruh amal perbuatan, padahal kamu telah mengetahui kekuasaan Rabbmu
yang mampu menciptakanmu dengan baik dan sempurna? Bukankah Ia yang telah
menciptakanmu jauh lebih mampu untuk menghidupkanmu kembali dan membalas
amal-amalmu? Apa yang membuatmu mendustakan semua ini sedangkan kamu mengetahui
kebenarannya? Dan di akhir surat At Tiin ini Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman: أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ {8} Artinya: “Bukankah
Allah Hakim yang seadil-adilnya?” Allah Subhanahu wa Ta’ala kembali bertanya
dalam ayat ini yang maknanya, “Apakah adil dan sesuai dengan hikmah-Nya jika Ia
menciptakan makhluk-Nya untuk kemudian dibiarkan dan ditinggalkan begitu saja
tanpa diperintah dan dilarang, dan tanpa diberikan balasan baik ataupun buruk?
Ataukah sesuai keadilan dan hikmah-Nya itu, jika Ia Yang Maha Pencipta dengan
tahapan demi tahapan penciptaan, kemudian Ia memberikan seluruh
nikmat-nikmat-Nya yang tiada terbilang, lalu membimbing mereka dengan bimbingan
yang baik dan bijaksana, dan akhirnya Ia mengembalikan mereka kepada tujuan dan
inti kehidupan mereka, yaitu akhirat yang kepadanyalah orang-orang beriman
menuju?” Ada sebuah hadits yang erat kaitannya dengan ayat terakhir ini. Yang
mungkin hadits ini dijadikan hujjah oleh sebagian mereka yang beranggapan akan
sunnahnya hukum membaca lafazh (بَلَى، وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ
الشَّاهِدِيْنَ), atau lafazh (سُبْحَانَكَ فَبَلَى) tatkala seseorang membaca
surat At Tiin ini sampai pada penghujung ayatnya. Hadits ini dikeluarkan oleh
Abu Dawud, At Tirmidzi, Ahmad, dan lain-lainnya dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu , beliau berkata : مَنْ قَرَأَ : وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِ ، فَقَرَأَ :
أَلَيْسَ اللهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِيْنَ ، فَلْيَقُلْ : بَلَى ، وَأَنَا عَلَى
ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ . “Barangsiapa yang membaca ‘Wat tiini waz Zaituun’
sampai ia membaca ‘Alaisallaahu bi Ahkamil Haakimiin’ ; maka hendaknya ia
mengucapkan: ‘Balaa Wa Ana ‘Alaa Dzaalika minasy Syaahidiin’ (Ya, dan aku atas
hal itu termasuk orang-orang yang bersaksi).” Namun hadits ini dha’if,
sebagaimana yang telah dihukumi oleh Asy Syaikh Al Albani[12], disebabkan pada
sanadnya terdapat perawi (dan ia bukan seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam -pen) yang mubham.
2.4. Manfaat
Surah At-Tin
2.4.1. Manfaat membaca surah At-Tin
Sama
dengan manfaat kita membaca surah-surah dalam Al-Qur’an. Ada banyak manfaat
yang dapat kita ambil dari membaca surah Al-Qur’an termasuk surah ini, yakni
manfaat secara jasmani dan rohani.Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang
panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil
membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim,
baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan
fisiologis yang sangat besar. Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh
ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang
dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter
ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan
peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung,
ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji
cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam
melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit. Penelitian Dr. Al Qadhi
ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang
berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi
Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti
mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men dengarkannya.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad
Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5
orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut
sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa
yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an. Penelitian yang dilakukan sebanyak
210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan
membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden
mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan
mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari
Alqur’an. Al-Quran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada
bayi.Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar
Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut
penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat
Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih
tenang. Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita
memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan
pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita.Jika mendengarkan musik
klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ)
seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu.Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan
Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ). Mahabenar Allah yang telah
berfirman, “Dan apabila dibacakanAlquran, simaklah dengan baik dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).
2.4.2. Manfaat Buah Tin
Buah
tin atau dalam bahasa latin disebut juga Ficus carica merupakan sejenis buah
yang berasal dari Asia Barat yang sangat terkenal dalam dunia Islam. Hal ini
dikarenakan buah tin disebut oleh Allah SWT dalam firman Allah SWT dalam
Alquran pada surat At-tin yaitu surat ke 95. Buah tin juga merupakan salah satu
buah kesukaan Rasululah SAW. Diriwayatkan dari Abu Zar r.a.bahwa pada suatu
hari,Rasulullah mendapatkan hadiah satu bekas buah tin, kemudian Nabi Muhammad
SAW mengajak sahabat- sahabat untuk makan dan Nabi pun juga ikut makan seraya
berkata "Kalau aku perkataan tentang buah yang diturunkan dari
syurga,niscaya aku katakan inilah kerana buah- buahan syurga tidak berbiji. Oleh
karena itu, makanlah buah ini. Sesungguhnya buah ini menghentikan penyakit
buasir dan menyehatkan badan." Dari sabda Rasulullah SAW tersebut, bisa
kita simpulkan bahwa buah tin merupakan buah yang berasal dari syurga dan
termasuk buah yang mengandung manfaat di dalamnya dan telah disebutkan
Rasulullah yaitu untuk mencegah penyakit dan menyehatkan badan, serta untuk
menghilangkan toksin yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Di dunia ini,
terdapat dua jenis buah tin yaitu buah tin basah dan buah tin kering. Perbedaan
antara kedua jenis buah tin itu hanya pada kadar kalorinya. Jika pada buah tin
kering, mengandung 6 kali kalori lebih banyak dari buah tin basah. Buah tin
sangat kaya dengan nutrisi dalam tubuh buahnya. Diantara nutrisi- nutrisi
tersebut antara lain protin, lemak, karbohidrat, vitamin, kalsium, zat besi,
dan potassium. Kadar nutrisi buah tin adalah protin sebanyak 4.3 mg, serat 5.6
mg, energi 274 kkal, kalsium 126 mg, karbohidrat yaitu 63.4 mg, vitamin C
sekitar 1 mg. Karena buah tin kaya dengan berbagai nutrisi di dalamnya, maka
buah tin juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Berikut saya uraikan manfaat
buah tin bagi kesehatan yang saya dapat dari berbagai sumber terpercaya.
1.
Buah tin bisa membunuh bakteri yang mengganggu kesehatan tubuh.
2.
Dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh.
3.
Bagi anda yang sedang diet, buah tin cocok untuk menurunkan berat badan anda
dan memperlancar diet sehat anda.
4.
Menambah nafsu makan
5.
Merangsang pembentukan hemoglobin dalam darah, sehingga sangat cocok digunakan
bagi penderita anemia.
6.
Mengurangi risiko penyakit jantung
7.
Mengobati sembelit atau konstipasi
8.
Buah tin bermanfaat memperkuat tulang dan sendi dan mempercepat perkembangan
tulang dan gigi pada anak karena banyak mengandung kadar kalsium.
9.
Melawan sel- sel kanker yang berkembang dalam tubuh manusia
10.
Membantu bernapas normal bagi penderita sesak napas atau asma
2.4.3. Manfaat
Buah Zaitun
Ada
8 (delapan) Manfaat menakjubkan buah zaitun untuk kesehatan. Buah zaitun telah
tumbuh sejak 8000 tahun yang lalu terutama di kawasan Mediterania. Buah zaitun
berasal dari pohon Olea europea yang dapat tumbuh selama bertahun-tahun. Anda
biasanya mengonsumsi buah zaitun sebagai salad atau topping pizza. Selain itu
Anda juga menggunakan minyak zaitun untuk berbagai keperluan kecantikan maupun
kesehatan. Mencegah berbagai jenis kanker Buah zaitun mengandung zat anti
oksidan dan karotenoid yang disebut dengan lutein.Lutein membantu menghancurkan
radikal bebas di dalam tubuh yang dapat menyebabkan kanker.Buah zaitun ampuh
untuk mencegah berbagai jenis kanker seperti kanker usus besar, kanker
payudara, dan kanker lambung. Mencegah penuaan dini Sifat anti oksidan yang ada
di dalam buah zaitun selain untuk mencegah kanker juga dapat digunakan untuk
mencegah penuaan dini yang terjadi di kulit Anda. Menyehatkan pencernaan Buah
zaitun memiliki beberapa manfaat untuk menyehatkan pencernaan sebab buah zaitun
mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan racun dan gas penyebab masalah
pencernaan. Mencegah penyakit jantung Buah zaitun baik untuk kesehatan jantung
sebab buah zaitun mampu mengurangi tingkat kolesterol jahat dalam tubuh dan
meningkatkan HDL atau kolesterol baik. Mengurangi resiko diabetes Banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi buah zaitun akan mengurangi
resiko Anda terkena penyakit diabetes. Memperbaiki penglihatan Karena sifat
anti oksidan yang ada di dalam buah zaitun, maka buah zaitun penting untuk
meningkatkan penglihatan Anda. Mencegah asma Vitamin C yang terkandung di dalam
buah zaitun mampu membantu Anda untuk terhindar dari asma. Membantu dalam
mengobati anemia Tingginya jumlah zat besi yang ada di dalam buah zaitun akan
meningkatkan produksi sel darah merah di dalam tubuh Anda. Selain itu buah
zaitun akan mengikat oksigen di dalam darah Anda sehingga membuat Anda lebih
sehat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Surah
At-Tin adalah surah ke-95 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan
termasuk golongan surah Makkiyah. Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang
terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya buah Tin. Surah at-Tin
diawali dengan sumpah Allah yang menyebut buah Tin, buah Zaitun, Gunung Sinai,
dan Mekkah (ayat 1 hingga 4). Ayat berikutnya menjelaskan bahwa manusia
diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Walau begitu, manusia pada
akhirnya akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah atau paling hina jika
tidak menjalankan perintah Allah. Orang yang akan selamat dari kehinaan adalah
orang yang beriman dan beramal shaleh dan mereka akan mendapatkan pahala yang
terus-menerus. Ayat ke-7 menjelaskan Muhammad adalah utusan Allah, yang
ajarannya tidak boleh didustakan.Ayat terakhir menyatakan bahwa Allah adalah
"Hakim Yang Paling Adil".
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya
yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil
membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim,
baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan
fisiologis yang sangat besar. Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh
ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang
dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter
ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan
peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung,
ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik.
3.2. Saran
Demikianlah
yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang berjudul tentang “Kisah surah
At-Tin”, dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis
sangat berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya dan juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah 1
1.2.
Perumusan Masalah 1
1.3.
Tujuan 1
1.4.
Metode Penulisan 1
1.5.
Sistematika Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Surah At-Tin 3
2.2. Makna
Surah At-Tin 4
2.3. Kandungan Surah At-Tin 5
2.4. Manfaat Surah At-Tin 9
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 14
3.2. Saran 14
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
PUSTAKA