MAKALAH
TERMINOLOGI DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
Tugas Mata Kuliah
Kepemimpinan Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Dr. Almuhajir, MA
DISUSUN OLEH :
NIM : 2017530425
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang mempunyai citra
“tidak pernah selesai.” Keberhasilan kemarin sekaligus menjadi perjuangan hari
ini, sedang keberhasilan hari ini adalah perjuangan hari esok. Perjalanan hidup
manusia mengisyaratkan adanya perubahan yang terus-menerus, sehingga filsafat
“perubahan merupakan sesuatu yang kekal” menjadi karakteristik tetap kehidupan
manusia dan makhluk lainnya (the only
thing of permanent is change).
Salah satu perubahan yang mendasar dalam
organisasi pendidikan adalah sistem manajemen yang sentralistik diganti dengan
sistem manajemen desentralistik melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan Daerah. Hal ini
menuntut perubahan berbagai komponen dalam organisasi dan juga gaya
kepemimpinan. Artinya, dalam situasi yang tidak menentu, penuh dengan perubahan
dan ketidakpastian diperlukan keahlian manajerial yang baik, sekaligus dapat
mengembangkan keahliannya dalam bidang
kepemimpinan.
Kepemimpinan
telah digambarkan sebagai kemampuan mempengaruhi terhadap orang atau kelompok
untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama. Dalam hal ini,
pemimpin sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin dan
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan organisasi
yang dipimpinnya, sedangkan kemampuan profesional sebagai pemimpin
yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi yang
kondusif, mengelola, memberdayakan dan dituntut untuk
dapat bekerja sama dengan bawahannya untuk terus meningkatkan kemampuan
kerjanya. Oleh sebab itu, Peran kepemimpinan begitu menentukan bahkan
seringkali menjadi tolak ukur maju mundurnya suatu organisasi.
Peranan pimpinan dalam suatu organisasi itu
sangatlah penting karena keberadaan pimpinan yaitu menjadi palang pintu atau
menjadi salah satu ujung tombak dari keberhasilan dalam berorganisasi. Salah
satu tugas atau peran piminan yaitu
harus bisa mengelola konflik dalam organisasi yang dipimpinnya sehingga setiap
konflik itu bisa diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan.
Pimpinan adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Posisi pimpinan menjadi sangat krusial bila Direktur atau Deputy dan diharapkan
mempunyai peranan dalam meningkatkan serta menjaga keseimbangan dalam
organisasi. Bak panglima perang di era
global yang sarat kompetisi, seorang manajer mengemban tugas menjamin
ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamanan informasi serta pengaturan
organisasi yang baik serta yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi sekaligus meningkatkan eksistensi organisasi ditengah-tengah
lingkungannya. Atas dasar ini penulis membahas tentang Terminologi dan Fungsi
Kepemimpinan Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
ISLAM
1.
DEFENISI KEPEMIMPINAN (Leadership)
Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang komplek dan
sulit, karena sifat dasar kepemipinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan
tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga
pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
Istilah kepemimpinan tidak
dapat terlepas dari kata "memimpin" yang memiliki beberapa arti
yaitu: memegang tangan
seseorang
sambil
berjalan
(untuk menuntun
atau
menunjukkan jalan), mengetahui atau mengepalai
(dalam rapat atau perkumpulan), memandu,
melatih
(mendidik,
mengajari).
Juga ada kata "terpimpin"
yang berarti dapat dipimpin atau terkendali, serta ada pula kata "pemimpin"
yang memiliki dua arti: orang yang memimpin dan petunjuk, buku petunjuk (pedoman).[1]
Secara etimologi pemimpin adalah orang yang
mampu mempengaruhi serta membujuk
pihak lain
agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal
struktur dan pusat proses kelompok. Kemudian secara terminologis banyak ditemukan definisi tentang pemimpin. Para pakar manajemen biasanya mendefinisikan
pemimpin menurut pandangan
pribadi mereka, dan
aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang paling baik bagi pakar yang bersangkutan.[2]
Sebenarnya kepemimpinan merupakan cabang dari
ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara. Ilmu administrasi adalah
salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial, dan merupakan salah satu perkembangan
dari filsafat. Sedang inti dari administrasi adalah manajemen.[3]
Kepemimpinan dapat berlangsung dimana saja
dan kapan saja. Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain
sehingga mau melakukan suatu tindakan dengan sukarela untuk mencapai tujuan
tertentu. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok
sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu, yaitu tujuan bersama. Kepemimpinan
adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, orang lain agar ia menerima
pengaruh itu.[4]
Kepemimpinan harus ada jika suatu organisasi
hendak berjalan efektif. Oleh sebab itu kepemimpinan dalam organisasi adalah
kepemimpinan administratif atau kepemimpinan manajerial. Karena pemimpin dalam
organisasi merupakan manajer yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen sejak
dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating) dan pengawasan (controling) dalam rangka mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efesien.
2.
DEFENISI KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI
Banyak Definisi mengenai kepemimpinan yang dikemukakan oleh para
pakar menurut sudut pandang masing-masing, tergantung pada perspektif yang
digunakan. Kepemimpinan dapat didefinisikan berdasarkan penerapannya pada bidang militer, olahraga, bisnis, pendidikan, industri dan bidang-bidang
lainnya.
Ordway Tead memberikan
rumusan "Leadership is the activity
influencing people to cooperate
some good which they come
to find desirable".
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.[5]
Sarros dan Butchatsky(1996),
"leadership is defined as the purposeful behaviour
of
influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well
as the organization or
common good". Menurut definisi tersebut,
kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai suatu perilaku
dengan tujuan
tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan
organisasi. Demikian juga, Slamet santosa mendefinisikan kepemimpinan
sebagai "usaha untuk mempengaruhi
anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati".[6]
Menurut Ngalim Purwanto "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang
tertentu, biasanya melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat, sehingga
tanpa adanya rasa takut
mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa
yang menjadi tujuan-tujuan organisasi”.[7]
Sementara itu berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Th
2003, pendidikan bermakna usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya
untuk memilki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.[8]
Menurut Mondy dan Premeaux bahwa “leadership
or leading involves influencing others to do what the leader wants them to do”.[9] Pendapat ini berarti menekankan
adanya pengaruh yang diberikan para pemipin terhadap anggota organisasi agar
mereka melakukan suatu kegiatan yang diinginkan. Hal ini salah satu cara yang
ditempuh oleh manajer pada suatu organisasi.
Kouzes dan Posner menjelaskan “Leadership is relationship, one between
constituent and leader what base on mutual needs and interest”.[10] Pendapat ini menekankan bahwa
kepemimpinan itu terdiri dari adanya pemimpin (anggota) dan situasi saling
memerlukan satu sama lain. Menurut E. Mulyasa, kepemimpinan diartikan sebagai
kegiatan untuk mempengaruhi
orang-orang terhadap tercapainya
tujuan organisasi.[11]
Sedangkan kepemimpinan menurut Malayau S.P Hasibuan adalah cara
seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan, agar
mau bekerja sama dan bekerja
secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.[12]
Kepemimpinan biasanya
diartikan sebagai kekuatan
untuk menggerakkan orang dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan hanyalah
sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan
sesuatu secara suka rela. Berkaitan dengan kesediaan orang lain mengikuti keinginan
pemimpin, di sini
dikemukakan ada beberapa kekuatan (kekuasaan) yang mesti
dimiliki pemimpin itu agar orang yang digerakkan tersebut
mengikuti keinginannya, yaitu
berupa ancaman, penghargan,
otoritas, dan bujukkan.[13]
Pengertian lain menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
proses menghargai orang lain untuk memahami dan menyepakati tentang apa yang
perlu untuk dilakukan
dan bagaimana hal
tersebut dapat dilaksanakan secara efektif,
dan proses memfasilitasi
usaha individu atau
kelompok (kolektif) untuk memenuhi tujuan-tujuan utama.[14]
Banyaknya konsep definisi kepemimpinan yang berbeda
hampir sebanyak jumlah orang yang telah berusaha untuk mendefinisikannya. Untuk
lebih mempermudah pemahaman kita, maka akan diambil satu definisi yang kiranya
mampu menjadi landasan untuk membahas konsep kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan
yang saling mempengaruhi di
antara pemimpin dan pengikut
(bawahan) yang menginginkan
perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.
Kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :
a) Kepemimpinan berarti melibatkan orang
atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (fllowers). Para karyawan
atau bawahan harus memiliki kemauan untuk
menerima arahan dari pemimpin.
Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan, tidak akan ada pemimpin.
b) Seorang pemimpin yang efektif adalah
seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah
pengikutnya untuk mencapai kinerja yang
memuaskan. Para pemimpin
dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yeng
berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
c) Kepemimpinan harus memiliki kejujuran
terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggung jawab yang tulus
(compassion), pengetahuan (cignizance), keberanian bertindak dengan keyakinan
(commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan
kemampuan untuk meyakinkan orang lain (comminication) dalam mambangun
organisasi.[15]
Menurut Burns bahwa kepemimpinan merupakan proses
hubungan timbal balik pemimpin
dan pengikut dalam memobilisasi berbagai
sumber daya ekonomi politik dan sumber daya lainnya untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Selanjutnya, Gardner berpendapat
bahwa kepemimpinan merupakan suatu
atau sekumpulan aktivitas
yang teramati oleh pihak lain, berlangsung dalam kelompok, organisasi
atau lembaga, dan melibatkan pemimpin dan pengikut yang bekerjasama untuk mewujudkan tujuan umum yang direncanakan.
Sedangkan Hary S. Truman mengartikan kepemimpinan
sebagai kemampuan untuk memperoleh
orang-orang agar mengabaikan apa yang tidak disukai dan melaksanakan apa
yang disukai.[16]
Pengertian
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai
tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga
diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi
dan tujuan bersama
dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar
mengidentifikasi, memelihara dan mengembangkan budaya organisasi.[17]
Menurut Sedarmayanti,
kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain melalui dirinya sendiri dengan cara
tertentu sehingga perilaku orang lain berubah/tetap menjadi integratif.[18]
Adapun dari berbagai teori yang membahas
tentang kepemimpinan, ada 3 teori
tentang asal mula atau lahirnya pemimpin diantaranya:
1. Teori
genetic (genetic theory), yakni
pemimpin lahir karena
mewarisi bakat yang diturunkan orang tua atau leluhur.
2. Teorisocial
(traits theory), yakni
pemimpin bukan diwariskan
tetapi diciptakan dan dibentuk.
3.
Teori ekologi (behavioral theory), yakni pemimpin
diciptakan oleh lingkungannya.[19]
Alfan Alfian mendifinisikan
kepemimpinan sebagai suatu proses
dimana seseorang punya
pengaruh dalam satu kelompok (organisasi)
untuk menggerakkan individu lain meraih tujuan bersama.[20]
Alfan Alfian meringkas beberapa definisi ahli kepemimpinan dalam 6
(enam) perspektif, diantaranya:
Tabel 2.1 Perspektif Kepemimpinan
Perspektif
|
Pengertian
Kepemimpinan
|
Focus of group
processes
|
Pemimpin merupakan pusat
segala aktivitas dan perubahan
kelompok.
Kepemimpinan
adalah pusat kehendan yang
menggerakkan aneka aktivitas, perubahan, dan perkembangan
kelompok (organisasi).
|
Personality
Perspective
|
Pemimpin merupakan perpaduan antara bakat khusus (special traits)
dan
karakteristik individu, yang memiliki kemampuan untuk mendelegasikan tugas pada orang
lain secara sempurna.
|
Act or Behaviour
|
Kepemimpinan merupakan
seperangkat
tindakan dan perilaku tertentu yang mampu
menggerakkan perubahan dalam organisasi
|
Power relationship
|
Kepemimpinan adalah relasi antara pemimpin
(leader) dan yang dipimpin (follower)
|
Instrument
of goal
achievement
|
Kepemimpinan
adalah upaya membimbing anggota mencapai tujuan bersama
|
Skills Perspective
|
Kepemimpinan
adalah kapabilitas
yang membuatnya bekerja secara efektif.
|
Sumber: M. Alfan
Alfian,
Menjadi Pemimpin
Politik,
(Jakrta: Gramedia Pustaka Utama, 2009).
Dari pengertian para ahli, dapat ditarik pemahaman
bahwa kepemimpinan adalah berhubungan
dengan proses mempengaruhi dari seseorang pemimpin
kepada pengikutnya atau
anggotanya guna mencapai tujuan organisasi dimana terdapat
seni mengatur, mengelola dan mengarahkan orang
dengan kepatuhan, kepercayaan,
kehormatan, kerjasama, semangat, dam potensi-potensi yang ada guna
mencapai tujuan yang di cita-citakan.
3.
DEFINISI KEPEMIMPINAN ISLAM
Sebagai landasan dalam mengkaji tentang konsep kepemimpinan, maka didalam Islam konsep kepemimpinan juga dijelaskan di dalam kitab suci Al- Qur‟an dan Al-Hadist. Diantara kata yang relevan dengan pemimpin dapat
ditemukan
melalui kata Imam sebagaimana firman
Allah SWT; yang artinya:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka
meyakini ayat-ayat
Kami. (QS. As-Sajdah(32):24).
Ayat di atas menjelaskan
kembali tentang kepemimpinan, bahwa
kepemimpinan dalam islam bisa disebut
imam. Imam adalah seorang pemimpin
dalam islam yang harus ditaatioleh umat islam sebagai mana imam dalam sholat,
rumah tangga, maupun dalam sistem pemerintahan umat islam. Istilah kepemimpinan dalam Islam ada beberapa bentuk, yaitu
khilafah, imamah, imarah, wilayah, sultan, mulk dan
ri’asah. Setiap istilah ini mengandung
arti kepemimpinan secara umum. Namun istilah yang
sering digunakan dalam konteks kepemimpinan pemerintahan
dan kenegaraan, yaitu
Khilafah,
imamah
dan imarah.[21]
Kata khilafah berasal dari kata khalafa
– yakhlifu - khalfun yang berarti al-‘aud atau al-balad yakni
mengganti, yang pada
mulanya berarti
belakang. Adapun pelakunya
yaitu orang yang mengganti
disebut khalifah dengan bentuk
jamak
khulafa’ yang berarti wakil, pengganti dan
penguasa.[22]
Kata khalifah sering diartikan sebagai pengganti, karena orang yang menggantikan datang sesudah orang yang digantikan dan ia menempati
tempat dan kedudukan orang
tersebut. Khalifah juga bisa berarti seseorang yang diberi
wewenang untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan orang
memberi wewenang. Arti menggantikan yang lain yang dikandung kata khalifah berarti melaksanakan
sesuatu
atas nama yang
digantikan, baik orang yang digantikannya itu
bersamanya atau
tidak. Istilah
ini
di
satu pihak, dipahami sebagai kepala negara dalam pemerintahan dan kerajaan Islam di masa lalu, yang dalam konteks
kerajaan pengertiannya sama dengan kata sultan.
Di lain pihak,
cukup
dikenal pula pengertiannya sebagai
wakil
Tuhan di muka bumi
yang mempunyai dua pengertian. Pertama, wakil
Tuhan yang diwujudkan dalam
jabatan sultan atau kepala negara. Kedua,
fungsi manusia
itu sendiri di muka bumi,
sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Menurut M. Dawam Rahardjo,
istilah khalifah dalam
al-Qur‟an mempunyai
tiga
makna. Pertama, Adam yang merupakan simbol
manusia
sehingga kita dapat mengambil kesimpulan bahwa manusia
berfungsi sebagai khalifah
dalam kehidupan. Kedua,
khalifah berarti
pula
generasi
penerus
atau generasi pengganti; fungsi
khalifah diemban secara kolektif oleh
suatu
Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan hukum
Allah. Oleh karena itu, pemimpin haruslah orang yang paling
tahu tentang hukum
Ilahi. Setelah para imam atau khalifah tiada, kepemimpinan harus dipegang oleh para
faqih yang
memenuhi syarat-syarat syariat. Bila tak seorang pun faqih yang memenuhi syarat, harus dibentuk „majelis fukaha‟. Sebenarnya, setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin terhadap
seluruh metafisik dirinya. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung
jawaban atas segala
kepemimpinannya.
Kemudian, dalam Islam seorang pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang
memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat yakni: Siddiq, Tabligh,
Amanah dan Fathanah.[25]
Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda
dengan model kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip-prinsip dan
sistem-sistem yang digunakan terdapat beberapa kesamaan. Kepemimpinan dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi
kehadirannya sebagai pemimpin spiritual dan masyarakat. Prinsip dasar
kepemimpinan beliau adalah keteladanan. Dalam kepemimpinannya mengutamakan
uswatun hasanah pemberian contoh kepada para sahabatnya yang dipimpin.[26] Kepemimpinan dalam pandangan
Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya
dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan
dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban
kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia,
tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di
akhirat. Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi
merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban
sebaik-baiknya. Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun:
yang Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11)
yang Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11)
Dari penjelasan Al Qur’an surat al-Mukminun 8-11 di
atas dapat diambil suatu benang merah bahwa dalam ajaran Islam seorang pemimpin
harus mempunyai sifat amanah, karena seorang pemimpin akan diserahi tanggung
jawab, jika pemimpin tidak memiliki sifat amanah, tentu yang terjadi adalah
penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk hal-hal yang tidak baik. Oleh karena
itu, kepemimpinan sebaiknya tidak dilihat sebagai fasilitas untuk menguasai,
tetapi justru dimaknai sebuah pengorbanan dan amanah yang harus diemban
sebaik-baiknya. Selain bersifat amanah seorang pemimpin harus mempunyai sifat
yang adil.
Hal tersebut ditegaskan oleh Allah dalam firmannya:
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat (Q. S. al- Nisa’: 58)
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat (Q. S. al- Nisa’: 58)
Dari penjelasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus diemban dengan
sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab, profesional dan keikhlasan.
Sebagai konsekuensinya pemimpin harus mempunyai sifat amanah, profesional dan
juga memiliki sifat tanggung jawab. Kepemimpinan bukan kesewenang-wenangan
untuk bertindak, tetapi kewenangan melayani untuk mengayomi dan berbuat
seadil-adilnya. Kepemimpinan adalah keteladanan dan kepeloporan dalam bertindak
yang seadil-adilnya. Kepemimpinan semacam ini hanya akan muncul jika dilandasi
dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.
Konsep amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada
manusia khalifal fil ardhi menempati
posisi sentral dalam kepemimpinan islam. Logislah bila konsep amanah
kekhalifahan yang Allah berikan kepada manusia menuntut terjalinnya hubungan/
interaksi yang sebaik-baiknya antara manusia dengan pemberi amanah (Allah),
yaitu (1), mengerjakan segala perintah Allah, (2) menjauhi segala larangan-Nya,
(3) ridha (ikhlas) menerima semua hokum/ ketentuan-Nya.
Selain hubungan dengan pemberi amanah (Allah), juga
membangun hubungan baik dengan sesama manusia serta lingkungan yang diamanahkan
kepadanya. Tuntutannya, diperlukan kemampuan memimpin atau mengatur hubungan
vertical manusia dengan pemberi (Allah) amanah dan interaksi horizontal dengan
sesamanya. Konsep islam, kepemimpinan sebagai sebuah konsep interaksi, relasi,
proses otoritas, kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasi baik
secara vertical maupun horizontal.[27]
4.
TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Pemimpin
pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi
perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.[28] Dalam kegiatannya bahwa pemimpin
memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan
dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin
harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam
melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Tiap-tiap
orang yang merasa terpanggil untuk melaksanakan tugas memimpin di dalam
lapangan pendidikan dapat disebut pemimpin pendidikan, misalnya orang tua di
rumah, guru disekolah, kepala sekolah di sekolah maupun pengawas pendidikan di
kantor pembinaan pendidikan dan di daerah pelayanannya. Kepemimpinan sangatlah
dibutuhkan dalam pembinaan pendidikan.
Secara
umum kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan berarti kemampuan
dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia
menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
pencapaian sesuatu maksud atau tujuan-tujuan tertentu.[29]
b. Kepemimpinan adalah suatu
kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai
tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Pengertian pendidikan itu
bersifat universal, berlaku dan terdapat pada kepemimpinan diberbagai bidang
kegiatan atau hidup manusia.[30]
Dalam
satu situasi kepemimpinan terlihat adanya unsur: orang-orang yang dapat
mempengaruhi orang lain disatu pihak, orang-orang yang mendapat pengaruh dilain
pihak, adanya tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai dan adanya serangkaian
tindakan untuk mempengaruhi dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Dengan
demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara
pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota
dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya
dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin
suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan,
yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin
diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena
apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai
tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Setelah
dipahami pengertian pokok tentang kepemimpinan, maka dapat dipersempit bahwa
kepemimpinan yang dimiliki oleh mereka dalam lapangan pendidikan.
Kata
“ pendidikan” menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi yaitu:
pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal
sehari-hari. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah
tentang hakekat dan kegiatan mendidik dan mengajar dari zaman ke zaman dan
mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan
mendalam. [31]
Oleh
karena itu kepemimpinan pendidikan berperan pada usaha-usaha yang berhubungan
dengan kegiatan atau proses mendidik dan mengajar disatu pihak, dan pada pihak
lain yang berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan pendidikan sebagai satu
ilmu dengan segala cabang-cabangnya.
Dari
beberapa penjelasan tentang kepemimpinan pendidikan di atas dapatlah
disimpulkan bahwa pengertian “ kepemimpinan pendidikan” adalah sebagai satu
kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang
lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih
efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Kepemimpinan
pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan,
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
5. TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
Kepemimpinan pendidikan merupakan bagian esensial dari suatu organisasi
pendidikan, bahkan merupakan hal yang sangat urgen dalam berjalannya organisasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang bersifat
institusional maupun nasional.[32]
Secara umum, konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki
dasar-dasar yang sangat kuat dan kukuh. Ia dibangun tidak saja oleh nilai-nilai
transcendental, namun telah dipraktikkan sejak berabad-abad yang lalu oleh Nabi
Muhammad SAW, para sahabat, dan al-Khulafa’al-Rasyidin. Pijakan kuat yang
bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah serta dengan bukti empiriknya telah
menempatkan konsep kepemimpinan dalam Islam sebagai salah satu model kepemimpinan
yang diakui dan dikagumi oleh dunia internasional.[33]
Kepemimpinan pendidikan islam merupakan suatu kemampuan
dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan
menggerakkan staf pendidikan agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan.[34]
Menurut Prof. Dr. Mujamil Qomar Kepemimpinan pendidikan
Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami
dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait
untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.[35]
B.
FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
1.
FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Secara
operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu:
1. Fungsi Instruksi
2. Fungsi Konsultasi
3. Fungsi Partisipasi
4. Fungsi Delegasi (memberikan pelimpahan
wewenang)
5. Fungsi Pengendalian/ Pengawasan
Menurut James F. Stoner,
agar kelompok dapat beroperasi secara efektif, seorang pemimpin mempunyai dua
fungsi pokok yaitu:
a. Task Related/ Problem
Solving Function,
dalam fungsi ini pemimpin memberikan saran dalam pemecahan masalah serta
memberikan sumbangan informasi dan pendapat;
b. Group Maintenance funcion/Social
Funcion,
dalam fungsi ini pemimpin membantu kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin
memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain.
Menurut
Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH, fungsi kepemimpinan antara lain:
1. Fungsi
Perencanaan.
2. Fungsi
Memandang ke Depan (inovasi).
3. Fungsi
Pengembangan Loyalitas.
4. Fungsi
Pengawasan
5. Fungsi
Memberi Pengarahan
6. Fungsi
Mengambil Keputusan
Adapun fungsi kepemimpinan menurut Yukl tersebut dapat dipaparkan
sebagai berikut:
1.
Merencanakan
dan mengorganisasi (planning and organizing).
2.
Pemecahan
masalah (problem solving).
3.
Menjelaskan
peran dan sasaran/ membagikan tugas (clarifying roles and objectives).
4.
Memberi
informasi (informing)
5.
Memantau
(monitoring)
6.
Memotivasi
dan memberi inspirasi (motivating and inspiring)
7.
Berkonsultasi
(consulting)
8.
Mendelegasikan
(delegating)
9.
Memberi
dukungan (supporting)
10. Mengembangkan dan membimbing (developing and
mentoring)
11. Mengelola konflik dan membangun tim (managing
conflict and team building)
12. Membangun jaringan kerja (networking).
13. Memberi imbalan (rewarding).[37]
2.
FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Sejalan dengan
kompleksitas dan keunikan institusi pendidikan, kepemimpinan pendidikan mempunyai
fungsi sebagai berikut: kepemimpinan pendidikan sebagai manajer, sebagai pemimpin,
dan sebagai pendidik. Akan tetapi,
secara lebih rinci Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) membagi fungsi
kepemimpinan pendidikan menjadi tujuh yaitu; (1) sebagai pendidik (educator);
(2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader
(pemimpin); (6) inovator; dan (7) motivator. Tujuh fungsi kepemimpinan itu
sering disebut dengan istilah EMASLIM.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai educator
(pendidik) mencakup tujuh aspek, yaitu prestasi tenaga pendidik, kemampuan
membimbing tenaga pendidik, kemampuan membimbing karyawan, membimbing siswa,
mengembangkan staf, kemampuan belajar dan mengikuti perkembangan iptek, dan
kemampuan memberi contoh mengajar.
Sementara
itu, fungsi kemampuan
kepemimpinan pendidikan sebagai
manajer mencakup aspek-aspek;
kemampuan menyusun program, menyusun organisasi kepegawaian dalam institusi
pendidikan, menggerakkan staf, dan aspek kemampuan mengoptimalkan daya
institusi pendidikan.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai administrator
mencakup kemampuan mengelola administrasi
kegiatan belajar-mengajar
serta bimbingan dan
konseling, kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana,
maupun aspek kemampuan mengelola administrasi persuratan.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik
(educator), manajer, administrator, supervisor (penyelia), leader (pemimpin),
inovator, dan motivator (EMASLIM) dapat diringkas menjadi tiga unsur pokok
sebagai berikut.
1. Kepemimpinan pendidikan
sebagai manajer mencakup
di dalamnya fungsi
sebagai administrator, dan supervisor (penyelia).
2. Kepemimpinan
pendidikan sebagai pemimpin (leader) mencakup di dalamnya fungsi sebagai inovator
dan motivator.
3. Kepemimpinan pendidikan
sebagai pendidik (educator).
Adapun fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai manajer,
pemimpin dan pendidik dapat diterangkan sebagai berikut.[38]
3.
FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
Menurut Mahdi
bin Ibrahim, fungsi Kepemimpinan pendidikan Islam meliputi; Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan
adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam
bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai
mendapatkan hasil yang optimal.
Demikian
pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama
yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan
Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan,
kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat fatal
bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada
setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan
dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al
Hasyr : 18 yang Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr: 18)
Ketika
menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya
untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui
batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk
mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa
dicapai secara seimbang.
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Ajaran
Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu
secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak
terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan
yang tersusun rapi.
Sebuah
organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar
dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain
perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua
prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan
lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan
Islam.
3. Fungsi Pengarahan (directing)
Pengarahan
adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi
pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Dalam
manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang
yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah
setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu: Keteladanan,
konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan.
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan
adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna
menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses
pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara
konsekwen baik yang bersifat materil maupun spirituil. Monitoring bukan hanya
dilakuakan oleh manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang
manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat
dipahami bahwa pelaksana berbagai perencanaan yang telah disepakati akan
bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha
Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan
menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai
keislaman.[39]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kepemimpinan pendidikan islam merupakan suatu kemampuan
dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan
menggerakkan staf pendidikan agar dapat bekerja secara efektif dan efesien
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran islam yang telah
ditetapkan.
Oleh sebab itu,
Peran kepemimpinan begitu menentukan bahkan
seringkali menjadi tolak ukur maju mundurnya suatu organisasi.
Adapun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam pendidikan dan pengajaran islam, maka pemimpin harus memfungsikan dirinya
sebagai;
1.
Pendidik (educator)
2.
Manajer
3.
Administrator
4.
Supervisor
5.
Leader (pemimpin)
6.
Inovator; dan
7.
Motivator
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
Baharudin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendididkan Islam; Antara Teori dan Praktek,
Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012,
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Rambu-rambu Penilaian
Kinerja Institusi
Pendidikan (SLTP dan SMU) (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
E. Mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah;
Konsep,
Strategi
dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004,
Hendiet
Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi
Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1982.
Indrafachru,soekarto,dkk. Pengantar kepemimpinan
pendidikan. Surabaya: Usana offset printing, 1983
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1998.
Kouzes J.M and Posner,B.Z, Credibility,(San Francaisco:Jossey Bass
Publishers,1993),
M.
Alfan Alfian, Menjadi Pemimpin
Politik, (Jakrta:
Gramedia Pustaka Utama, 2009).
M. Dawam Rahardjo, Kepemimpinan
Perfektif
Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kaustar, 2006,
M. Daryanto, Administrasi
pendidikan. (Jakarta: rineka cipta.1998)
M. Fauzan, Sifat Rasululah Saw Siddiq Amanah. Html: gegaje.blogspot.com 2013/05/4.
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta, Mutiara Sumber Bening Kecerdasan,1993)
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta,
Raja Grafido Persada,
1995),
Mondy, R. W. and Premeaux, S.H, Managemen: Concepts, Practices and Skills.
(New Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs, 1995),
Muhadi, Zainuddin &
Mustaqim, Abd. Studi Kepemimpinan Islam
(Telaah Normatif & Historis). Semarang: Putra Mediatama Press, 2005
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,
(Jakarta: Erlangga, 2008),
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan,
Bandung : Rosdakarya, 1996
Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah; Teori,
Model, dan Aplikasi, Jakarta: Grasindo, 2003,
Rusdi
Siswoyo, 2013 (On-line), Makalah Konsep Kepemimpinan Dalam, (http://rudi-siswoyo89.blogspot.co.id) (On-line).
Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Public, Reformasi Birokrasi dan kepemimpinan
Masa Depan, (Bandung: Rafika Aditama, 2009),
Slamet Santosa, Dinamika Kelompok (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
Soetopo hendyat,dkk. Kepemimpinan dan supervisi pendidikan. Malang : Bina
Aksara. 1984
Tanthowi, Jawahir. Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran
Alqu’an. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983
Taufiq Rahman, Moralitas Pemimpin dalam Perspektif al-Qur’an, Bandung: Pustaka
Setia, 1999,
UUSPN
No. 20 Tahun 2003, bab I, pasal 1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala
Sekolah: Tinjauan
Teoritik dan Permasalahannya,
Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2002,
Wahyu
Wijaswanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1999,
Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen,
Jakarta, Rineka Cipta, 1990,
Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi (Yogyakarta: Andi, 2003)
Yukl
Gary, Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: Prenhallindo, 1998),
[1]
Wahyu Wijaswanto, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999,.h 769
[2]
Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta, Rineka Cipta, 1990), 12.
[3]
Kartini Kartono, Pemimpin
dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998.
[4]
Hendiet Soetopo,
Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), h 1.
[9] Mondy, R. W. and
Premeaux, S.H, Managemen: Concepts, Practices and Skills. (New Jersey: Prentice
Hall Inc Englewood Cliffs, 1995), h. 345.
[10] Kouzes J.M and
Posner,B.Z, Credibility,(San Francaisco:Jossey
Bass Publishers,1993), h. 11.
[11] E. Mulyasa,
Manajemen Berbasis
Sekolah; Konsep, Strategi dan
Implementasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 107.
[12] Baharudin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendididkan Islam; Antara Teori dan Praktek,
Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012, h.
434.
[13] Nurkholis,
Manajemen Berbasis Sekolah; Teori, Model,
dan
Aplikasi, Jakarta: Grasindo,
2003, h. 153.
[14] Gary,
A. Yulk, Kepemimpinan Dalam
Organisasi, Diterjemah Oleh
Jusuf Udaya, Jakarta: Prenhallindo,
1997, h. 7.
[15]
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta: Raja
Grapindo Persada, 2002, h. 105.
[16] Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta, Raja Grafido Persada, 1995), 63.
[18] Sedarmayanti,
Reformasi Administrasi Public, Reformasi Birokrasi dan kepemimpinan Masa Depan,
(Bandung: Rafika Aditama, 2009), 121.
[20]
M. Alfan
Alfian, Menjadi Pemimpin Politik, (Jakrta: Gramedia
Pustaka Utama, 2009),65.
[22] Taufiq Rahman, Moralitas Pemimpin dalam Perspektif
al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 1999, h. 21.
[23] M. Dawam
Rahardjo, Kepemimpinan Perfektif Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kaustar, 2006, h. 362.
[25] M. Fauzan, Sifat Rasululah Saw Siddiq Amanah. Html: gegaje.blogspot.com 2013/05/4.
[26]
Muhadi, Zainuddin & Mustaqim, Abd. 2005.
Studi Kepemimpinan Islam (Telaah Normatif & Historis). Semarang: Putra
Mediatama Press, hlm. 15-16.
[27]
Tanthowi, Jawahir. 1983. Unsur-unsur Manajemen
Menurut Ajaran Alqu’an. Jakarta: Pustaka Al-Husna, hlm. 37
[28]
Nanang Fattah, 1996. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Rosdakarya,
hal 88
[29]
Indrafachru,soekarto,dkk. 1983. Pengantar
kepemimpinan pendidikan. Surabaya: Usana offset printing hal 23
[30]
Soetopo hendyat,dkk. 1984. Kepemimpinan dan supervisi pendidikan. Malang : Bina
Aksara. hal 1
[31]
Indrafachru,soekarto,dkk. 1983. Pengantar kepemimpinan pendidikan. Surabaya: Usana
offset printing hal 32
[32]
Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 170.
[33]
Ibid. hlm 77
[35] Mujamil
Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008),
hal. 10
[36]
Rusdi Siswoyo, 2013 (On-line), Makalah Konsep
Kepemimpinan Dalam, (http://rudi-siswoyo89.blogspot.co.id)
(On-line).
[38]
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Rambu-rambu Penilaian
Kinerja Institusi
Pendidikan (SLTP dan SMU) (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. iv.
[39] http://mpiuika.wordpress.com/2009/10/22/makalah-diskusi-mpi-kelompok-1
No comments:
Post a Comment