Sunday, February 4, 2018

MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM : TERMINOLOGI DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
TERMINOLOGI DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

Tugas Mata Kuliah
Kepemimpinan Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Almuhajir, MA


 





                                              








DISUSUN OLEH :


NIM : 2017530425





PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk yang mempunyai citra “tidak pernah selesai.” Keberhasilan kemarin sekaligus menjadi perjuangan hari ini, sedang keberhasilan hari ini adalah perjuangan hari esok. Perjalanan hidup manusia mengisyaratkan adanya perubahan yang terus-menerus, sehingga filsafat “perubahan merupakan sesuatu yang kekal” menjadi karakteristik tetap kehidupan manusia dan makhluk lainnya (the only thing of permanent is change).
Salah satu perubahan yang mendasar dalam organisasi pendidikan adalah sistem manajemen yang sentralistik diganti dengan sistem manajemen desentralistik melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang  pemerintahan Daerah. Hal ini menuntut perubahan berbagai komponen dalam organisasi dan juga gaya kepemimpinan. Artinya, dalam situasi yang tidak menentu, penuh dengan perubahan dan ketidakpastian diperlukan keahlian manajerial yang baik, sekaligus dapat mengembangkan keahliannya dalam  bidang kepemimpinan.
Kepemimpinan telah digambarkan sebagai kemampuan mempengaruhi terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama. Dalam hal ini, pemimpin sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin dan bertanggung  jawab  atas  tercapainya  tujuan organisasi yang dipimpinnya, sedangkan kemampuan profesional  sebagai pemimpin yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu  situasi yang kondusif,  mengelola, memberdayakan dan dituntut  untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Oleh  sebab  itu, Peran kepemimpinan begitu menentukan bahkan seringkali menjadi tolak ukur maju mundurnya suatu organisasi.
Peranan pimpinan dalam suatu organisasi itu sangatlah penting karena keberadaan pimpinan yaitu menjadi palang pintu atau menjadi salah satu ujung tombak dari keberhasilan dalam berorganisasi. Salah satu tugas atau  peran piminan yaitu harus bisa mengelola konflik dalam organisasi yang dipimpinnya sehingga setiap konflik itu bisa diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan. Pimpinan adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Posisi pimpinan menjadi sangat krusial bila Direktur atau Deputy dan diharapkan mempunyai peranan dalam meningkatkan serta menjaga keseimbangan dalam organisasi. Bak panglima  perang di era global yang sarat kompetisi, seorang manajer mengemban tugas menjamin ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamanan informasi serta pengaturan organisasi yang baik serta yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sekaligus meningkatkan eksistensi organisasi ditengah-tengah lingkungannya. Atas dasar ini penulis membahas tentang Terminologi dan Fungsi Kepemimpinan Pendidikan Islam.































BAB II
PEMBAHASAN

A.  TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

1.      DEFENISI KEPEMIMPINAN (Leadership)

Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang komplek dan sulit, karena sifat dasar kepemipinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
Istilah kepemimpinan tidak dapat terlepas dari kata "memimpin" yang memiliki  beberapa  arti  yaitu:  memegang  tangan  seseorang  sambil  berjalan (untuk  menuntun  atau  menunjukkan  jalan),  mengetahui  atau  mengepalai (dalam  rapat atau perkumpulan),  memandu,  melatih  (mendidik,  mengajari). Juga ada kata "terpimpin" yang berarti dapat dipimpin atau terkendali, serta ada pula kata "pemimpin" yang memiliki dua arti: orang yang memimpin dan petunjuk, buku petunjuk (pedoman).[1]
Secara etimologi pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi serta  membujuk  pihak  lain  agar  melakukan  tindakan  pencapaian  tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok. Kemudian secara terminologis banyak ditemukan definisi tentang pemimpin. Para pakar manajemen biasanya  mendefinisikan pemimpin  menurut  pandangan  pribadi  mereka,  dan  aspek-aspek  fenomena dari kepentingan yang paling baik bagi pakar yang bersangkutan.[2]
Sebenarnya kepemimpinan merupakan cabang dari ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara. Ilmu administrasi adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial, dan merupakan salah satu perkembangan dari filsafat. Sedang inti dari administrasi adalah manajemen.[3]
Kepemimpinan dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja. Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain sehingga mau melakukan suatu tindakan dengan sukarela untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu, yaitu tujuan bersama. Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, orang lain agar ia menerima pengaruh itu.[4]
Kepemimpinan harus ada jika suatu organisasi hendak berjalan efektif. Oleh sebab itu kepemimpinan dalam organisasi adalah kepemimpinan administratif atau kepemimpinan manajerial. Karena pemimpin dalam organisasi merupakan manajer yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen sejak dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controling) dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.
2.      DEFENISI KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI

Banyak Definisi mengenai kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, tergantung pada perspektif yang digunakan. Kepemimpinan dapat didefinisikan berdasarkan penerapannya pada bidang  militer,  olahraga,  bisnis,  pendidikan,  industri  dan  bidang-bidang lainnya.
Ordway Tead memberikan rumusan "Leadership is the activity influencing people to cooperate some good which they come to find desirable". Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.[5]
Sarros dan Butchatsky(1996),  "leadership  is  defined  as  the  purposeful  behaviour  of  influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan  dapat  didefinisikan  sebagai  suatu  perilaku  dengan  tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Demikian juga, Slamet santosa mendefinisikan kepemimpinan sebagai "usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan   kemampuanny lebih   banya dala mencapai   tujuan kelompok yang telah disepakati".[6]
Menurut Ngalim Purwanto "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi”.[7]
Sementara itu berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Th 2003, pendidikan bermakna usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memilki  kekuatan  spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[8]
Menurut Mondy dan Premeaux bahwa “leadership or leading involves influencing others to do what the leader wants them to do”.[9] Pendapat ini berarti menekankan adanya pengaruh yang diberikan para pemipin terhadap anggota organisasi agar mereka melakukan suatu kegiatan yang diinginkan. Hal ini salah satu cara yang ditempuh oleh manajer pada suatu organisasi.
Kouzes dan Posner menjelaskan “Leadership is relationship, one between constituent and leader what base on mutual needs and interest”.[10] Pendapat ini menekankan bahwa kepemimpinan itu terdiri dari adanya pemimpin (anggota) dan situasi saling memerlukan satu sama lain. Menurut E. Mulyasa, kepemimpinan diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi   orang-orang   terhadap   tercapainya   tujuan   organisasi.[11]
Sedangkan kepemimpinan menurut Malayau S.P Hasibuan adalah cara seorang  pemimpin  mempengaruhi  perilaku  bawahan,  agar  mau  bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.[12]
            Kepemimpinan    biasanya    diartikan    sebagai    kekuatan    untuk menggerakkan orang dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela. Berkaitan dengan kesediaan orang lain mengikuti   keinginan   pemimpin,   di   sini   dikemukakan   ada   beberapa kekuatan (kekuasaan) yang mesti dimiliki pemimpin itu agar orang yang digerakkan   tersebut   mengikuti   keinginannya,   yaitu   berupa   ancaman, penghargan, otoritas, dan bujukkan.[13]
Pengertian lain menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses menghargai orang lain untuk memahami dan menyepakati tentang apa yang perlu  untuk  dilakukan  dan  bagaimana  hal  tersebut  dapat  dilaksanakan secara  efektif,  dan  proses  memfasilitasi  usaha  individu  atau  kelompok (kolektif) untuk memenuhi tujuan-tujuan utama.[14]
Banyaknya konsep definisi kepemimpinan yang berbeda hampir sebanyak jumlah orang yang telah berusaha untuk mendefinisikannya. Untuk lebih mempermudah pemahaman kita, maka akan diambil satu definisi yang kiranya mampu menjadi landasan untuk membahas konsep kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan  adalah sebuah  hubungan  yang  saling mempengaruhi  di  antara pemimpin dan pengikut  (bawahan)  yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.
Kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :
a)      Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (fllowers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk  menerima arahan  dari  pemimpin.  Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan, tidak akan ada pemimpin.

b)      Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang   memuaskan.   Para   pemimpin   dapat   menggunakan   bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yeng berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.

c)      Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggung jawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cignizance), keberanian bertindak dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (comminication) dalam mambangun organisasi.[15]

Menurut Burns bahwa kepemimpinan merupakan proses hubungan timbal  balik  pemimpin  dan  pengikut  dalam memobilisasi  berbagai  sumber daya ekonomi politik dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.  Selanjutnya,  Gardner  berpendapat  bahwa  kepemimpinan merupakan  suatu  atau  sekumpulan  aktivitas  yang teramati  oleh pihak  lain, berlangsung dalam kelompok, organisasi atau lembaga, dan melibatkan pemimpin dan pengikut yang bekerjasama  untuk mewujudkan  tujuan umum yang direncanakan. 
Sedangkan Hary S. Truman mengartikan kepemimpinan sebagai kemampuan  untuk  memperoleh  orang-orang  agar mengabaikan  apa yang tidak disukai dan melaksanakan apa yang disukai.[16]
            Pengertian Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai   strategi   dan   tujuan   bersama   dan   kemampuan   mempengaruhi kelompok  agar  mengidentifikasi,  memelihara  dan mengembangkan  budaya organisasi.[17]
Menurut Sedarmayanti,  kepemimpinan  adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain melalui dirinya sendiri dengan cara tertentu sehingga perilaku orang lain berubah/tetap  menjadi integratif.[18]    
Adapun dari berbagai teori  yang membahas  tentang  kepemimpinan, ada 3 teori tentang asal mula atau lahirnya pemimpin diantaranya:
1.   Teori  genetic  (genetic  theory),  yakni  pemimpin  lahir  karena  mewarisi bakat yang diturunkan orang tua atau leluhur.
2.   Teorisocial  (traits   theory),   yakni  pemimpin  bukan  diwariskan  tetapi diciptakan dan dibentuk.
3. Teori ekologi (behavioral theory), yakni pemimpin diciptakan oleh lingkungannya.[19]
Alfan Alfian mendifinisikan  kepemimpinan sebagai suatu proses dimana seseorang punya pengaruh dalam satu kelompok (organisasi) untuk menggerakkan individu lain meraih    tujuan    bersama.[20]



Alfan    Alfian meringkas    beberapa    definisi    ahli kepemimpinan dalam 6 (enam) perspektif, diantaranya:

Tabel 2.1  Perspektif Kepemimpinan
Perspektif
Pengertian Kepemimpinan
Focus of group processes
Pemimpin  merupakan  pusat  segala  aktivitas daperubahan  kelompok.  Kepemimpinan adalah pusat kehendan yang menggerakkan aneka aktivitas, perubahan, dan perkembangan kelompok (organisasi).
Personality Perspective
Pemimpin merupakan perpaduan  antara bakat khusus  (special  traits)  dan  karakteristik individu, yang memiliki kemampuan untuk mendelegasikan  tugas pada orang  lain secara sempurna.
Act or Behaviour
Kepemimpinan  merupakaseperangkat tindakan dan perilaku tertentu yang mampu menggerakkan perubahan dalam organisasi
Power relationship
Kepemimpinan  adalah relasi antara pemimpin (leader) dan yang dipimpin (follower)
Instrument         of         goal achievement
Kepemimpina adalah   upay membimbing anggota mencapai tujuan bersama
Skills Perspective
Kepemimpinan     adalah     kapabilitas     yang membuatnya bekerja secara efektif.
























Sumber:  M.  Alfan  Alfian,  Menjadi  Pemimpin  Politik,  (Jakrta Gramedia  Pustaka Utama, 2009).
Dari pengertian para ahli, dapat ditarik pemahaman bahwa kepemimpinan   adalah   berhubungan   dengan   proses   mempengaruhi   dari seseorang  pemimpin  kepada  pengikutnya  atau  anggotanya  guna  mencapai tujuan organisasi dimana terdapat seni mengatur, mengelola dan mengarahkan orang  dengan  kepatuhan,  kepercayaan,  kehormatan,  kerjasama,  semangat, dam potensi-potensi yang ada guna mencapai tujuan yang di cita-citakan.




3.      DEFINISI KEPEMIMPINAN ISLAM

            Sebagai landasan dalam mengkaji tentang konsep kepemimpinan, maka didalaIslam konsep  kepemimpinan juga dijelaskan di dalam kitab suci Al- Quran dan Al-Hadist. Diantara kata yang relevan dengan pemimpin dapat ditemukan melalui kata Imam sebagaimana firman Allah SWT; yang artinya:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. As-Sajdah(32):24).
Ayat di atas menjelaskan kembali tentang kepemimpinan, bahwa kepemimpinan dalam islam bisa disebut imam. Imam adalah seorang pemimpin dalam islam yang harus ditaatioleh umat islam sebagai mana imam dalam sholat, rumah tangga, maupun dalam sistem pemerintahan umat islam. Istilah kepemimpinan dalam Islam ada beberapa bentuk, yaitu khilafah, imamah, imarah, wilayah, sultan, mulk dan ri’asah. Setiap istilah ini mengandung arti kepemimpinan secara umum. Namun istilah yang sering digunakan dalam konteks  kepemimpinan  pemerintahan  dan  kenegaraan,  yaitu Khilafah,  imamah dan    imarah.[21]
Kata khilafah berasal    dari    kata khalafa – yakhlifu - khalfun yang berarti al-‘aud atau al-balad   yakni   mengganti yan pada   mulany berarti belakang.    Adapun    pelakunya    yaitu    orang    yang    mengganti     disebut khalifah  denga bentuk   jamak khulafa’ yan berarti   wakil pengganti   dan penguasa.[22]
Kata khalifah sering diartikan sebagai pengganti, karena orang yang menggantikan datang sesudah orang yang digantikan dan ia menempati tempat dan kedudukan orang tersebut. Khalifah juga bisa berarti seseorang yang diberi wewenang untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan orang memberi wewenang. Arti menggantikan yang lain yang dikandung kata khalifah berarti melaksanakan sesuatu atas nama yang digantikan, baik orang yang digantikannya  itu  bersamanya  atau  tidak.  Istilah  ini  di  satu  pihak,  dipahami sebagai kepala negara dalam pemerintahan dan kerajaan Islam di masa lalu, yang dalam konteks kerajaan pengertiannya sama dengan kata sultan.
Di lain pihak, cukup  dikenal  pula  pengertiannya  sebagai  wakil  Tuhan  di  muka  bumi  yang mempunyai  dua  pengertian.  Pertama,  wakil  Tuhan  yang  diwujudkan  dalam jabatan sultan atau kepala negara. Kedua, fungsi manusia itu sendiri di muka bumi, sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Menurut   M.   Dawa Rahardjo,   istila khalifa dalam   al-Qur‟an mempunyai  tiga  makna. Pertama,  Adam   yang  merupakan  simbol  manusia sehingga  kita dapat  mengambil  kesimpulan bahwa manusia  berfungsi  sebagai khalifah  dalam  kehidupan. Kedua, khalifah  berarti  pula  generasi  penerus  atau generasi   pengganti fungsi   khalifa diemba secar kolektif   oleh   suatu
generasi. Ketiga, khalifah adalah kepala negara atau pemerintahan.[23]
Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan hukum Allah. Oleh karena itu, pemimpin haruslah orang yang paling tahu tentang hukum Ilahi. Setelah para imam atau khalifah tiada, kepemimpinan harus dipegang oleh para faqih yang memenuhi syarat-syarat syariat. Bila tak seorang pun faqih yang memenuhi syarat, harus dibentuk „majelis fukaha‟. Sebenarnya, setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin terhadap  seluruh metafisik dirinya.  Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas segala kepemimpinannya. Kemudian, dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifa yakni: Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah.[25]

Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang digunakan terdapat beberapa kesamaan. Kepemimpinan dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai pemimpin spiritual dan masyarakat. Prinsip dasar kepemimpinan beliau adalah keteladanan. Dalam kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh kepada para sahabatnya yang dipimpin.[26] Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya. Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun:
yang Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11)
Dari penjelasan Al Qur’an surat al-Mukminun 8-11 di atas dapat diambil suatu benang merah bahwa dalam ajaran Islam seorang pemimpin harus mempunyai sifat amanah, karena seorang pemimpin akan diserahi tanggung jawab, jika pemimpin tidak memiliki sifat amanah, tentu yang terjadi adalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk hal-hal yang tidak baik. Oleh karena itu, kepemimpinan sebaiknya tidak dilihat sebagai fasilitas untuk menguasai, tetapi justru dimaknai sebuah pengorbanan dan amanah yang harus diemban sebaik-baiknya. Selain bersifat amanah seorang pemimpin harus mempunyai sifat yang adil.
Hal tersebut ditegaskan oleh Allah dalam firmannya:
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat (Q. S. al- Nisa’: 58)
Dari penjelasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab, profesional dan keikhlasan. Sebagai konsekuensinya pemimpin harus mempunyai sifat amanah, profesional dan juga memiliki sifat tanggung jawab. Kepemimpinan bukan kesewenang-wenangan untuk bertindak, tetapi kewenangan melayani untuk mengayomi dan berbuat seadil-adilnya. Kepemimpinan adalah keteladanan dan kepeloporan dalam bertindak yang seadil-adilnya. Kepemimpinan semacam ini hanya akan muncul jika dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.
Konsep amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia khalifal fil ardhi menempati posisi sentral dalam kepemimpinan islam. Logislah bila konsep amanah kekhalifahan yang Allah berikan kepada manusia menuntut terjalinnya hubungan/ interaksi yang sebaik-baiknya antara manusia dengan pemberi amanah (Allah), yaitu (1), mengerjakan segala perintah Allah, (2) menjauhi segala larangan-Nya, (3) ridha (ikhlas) menerima semua hokum/ ketentuan-Nya.
Selain hubungan dengan pemberi amanah (Allah), juga membangun hubungan baik dengan sesama manusia serta lingkungan yang diamanahkan kepadanya. Tuntutannya, diperlukan kemampuan memimpin atau mengatur hubungan vertical manusia dengan pemberi (Allah) amanah dan interaksi horizontal dengan sesamanya. Konsep islam, kepemimpinan sebagai sebuah konsep interaksi, relasi, proses otoritas, kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasi baik secara vertical maupun horizontal.[27]
4.      TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.[28] Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Tiap-tiap orang yang merasa terpanggil untuk melaksanakan tugas memimpin di dalam lapangan pendidikan dapat disebut pemimpin pendidikan, misalnya orang tua di rumah, guru disekolah, kepala sekolah di sekolah maupun pengawas pendidikan di kantor pembinaan pendidikan dan di daerah pelayanannya. Kepemimpinan sangatlah dibutuhkan dalam pembinaan pendidikan.
Secara umum kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.       Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan-tujuan tertentu.[29]

b.      Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Pengertian pendidikan itu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada kepemimpinan diberbagai bidang kegiatan atau hidup manusia.[30]

Dalam satu situasi kepemimpinan terlihat adanya unsur: orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain disatu pihak, orang-orang yang mendapat pengaruh dilain pihak, adanya tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai dan adanya serangkaian tindakan untuk mempengaruhi dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Setelah dipahami pengertian pokok tentang kepemimpinan, maka dapat dipersempit bahwa kepemimpinan yang dimiliki oleh mereka dalam lapangan pendidikan.
Kata “ pendidikan” menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi yaitu: pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-hari. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang hakekat dan kegiatan mendidik dan mengajar dari zaman ke zaman dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam. [31]
Oleh karena itu kepemimpinan pendidikan berperan pada usaha-usaha yang berhubungan dengan kegiatan atau proses mendidik dan mengajar disatu pihak, dan pada pihak lain yang berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan pendidikan sebagai satu ilmu dengan segala cabang-cabangnya.
Dari beberapa penjelasan tentang kepemimpinan pendidikan di atas dapatlah disimpulkan bahwa pengertian “ kepemimpinan pendidikan” adalah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan  pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
5.      TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
Kepemimpinan pendidikan merupakan bagian esensial dari suatu organisasi pendidikan, bahkan merupakan hal yang sangat urgen dalam  berjalannya organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang  bersifat institusional maupun nasional.[32]
Secara umum, konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sangat kuat dan kukuh. Ia dibangun tidak saja oleh nilai-nilai transcendental, namun telah dipraktikkan sejak berabad-abad yang lalu oleh Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan al-Khulafa’al-Rasyidin. Pijakan kuat yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah serta dengan bukti empiriknya telah menempatkan konsep kepemimpinan dalam Islam sebagai salah satu model kepemimpinan yang diakui dan dikagumi oleh dunia internasional.[33]
Kepemimpinan pendidikan islam merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf pendidikan agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan.[34]
Menurut Prof. Dr. Mujamil Qomar Kepemimpinan pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.[35]




B.     FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

1.      FUNGSI KEPEMIMPINAN

Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu:
1.      Fungsi Instruksi
2.      Fungsi Konsultasi
3.      Fungsi Partisipasi
4.      Fungsi Delegasi (memberikan pelimpahan wewenang)
5.      Fungsi Pengendalian/ Pengawasan

Menurut James F. Stoner, agar kelompok dapat beroperasi secara efektif, seorang pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu:
a.     Task Related/ Problem Solving Function, dalam fungsi ini pemimpin memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi dan pendapat;

b.    Group Maintenance funcion/Social Funcion, dalam fungsi ini pemimpin membantu kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain.
                                    
Menurut Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH, fungsi kepemimpinan antara lain:
1.      Fungsi Perencanaan.
2.      Fungsi Memandang ke Depan (inovasi).
3.      Fungsi Pengembangan Loyalitas.
4.      Fungsi Pengawasan
5.      Fungsi Memberi Pengarahan
6.      Fungsi Mengambil Keputusan
7.      Fungsi Memberi Motivasi.[36]
Adapun fungsi kepemimpinan menurut Yukl tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.      Merencanakan dan mengorganisasi (planning and organizing).
2.      Pemecahan masalah (problem solving).
3.      Menjelaskan peran dan sasaran/ membagikan tugas (clarifying roles and objectives).
4.      Memberi informasi (informing)
5.      Memantau (monitoring)
6.      Memotivasi dan memberi inspirasi (motivating and inspiring)
7.      Berkonsultasi (consulting)
8.      Mendelegasikan (delegating)
9.      Memberi dukungan (supporting)
10.  Mengembangkan dan membimbing (developing and mentoring)
11.  Mengelola konflik dan membangun tim (managing conflict and team building)
12.  Membangun jaringan kerja (networking).
13.  Memberi imbalan (rewarding).[37]

2.      FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Sejalan  dengan kompleksitas dan  keunikan institusi  pendidikan, kepemimpinan pendidikan mempunyai fungsi sebagai berikut: kepemimpinan pendidikan sebagai manajer, sebagai pemimpin, dan sebagai pendidik.  Akan tetapi, secara lebih rinci Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) membagi fungsi kepemimpinan pendidikan menjadi tujuh yaitu; (1) sebagai pendidik (educator); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) inovator; dan (7) motivator. Tujuh fungsi kepemimpinan itu sering disebut dengan istilah EMASLIM.


Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai educator (pendidik) mencakup tujuh aspek, yaitu prestasi tenaga pendidik, kemampuan membimbing tenaga pendidik, kemampuan membimbing karyawan, membimbing siswa, mengembangkan staf, kemampuan belajar dan mengikuti perkembangan iptek, dan kemampuan memberi contoh mengajar.
Sementara  itu,  fungsi  kemampuan  kepemimpinan  pendidikan  sebagai  manajer  mencakup aspek-aspek; kemampuan menyusun program, menyusun organisasi kepegawaian dalam institusi pendidikan, menggerakkan staf, dan aspek kemampuan mengoptimalkan daya institusi pendidikan.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai administrator mencakup kemampuan mengelola administrasi  kegiatan  belajar-mengajar serta  bimbingan  dan  konseling,  kesiswaan,  ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, maupun aspek kemampuan mengelola administrasi persuratan.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik (educator), manajer, administrator, supervisor (penyelia), leader (pemimpin), inovator, dan motivator (EMASLIM) dapat diringkas menjadi tiga unsur pokok sebagai berikut.
1.   Kepemimpinan  pendidikan  sebagai  manajer  mencakup  di  dalamnya  fungsi  sebagai administrator, dan supervisor (penyelia).
2.   Kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin (leader) mencakup di dalamnya fungsi sebagai inovator dan motivator.
3.   Kepemimpinan  pendidikan  sebagai  pendidik  (educator).  Adapun  fungsi  kepemimpinan pendidikan sebagai manajer, pemimpin dan pendidik dapat diterangkan sebagai berikut.[38]


                             




3.      FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

Menurut Mahdi bin Ibrahim, fungsi Kepemimpinan pendidikan Islam meliputi; Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
1.      Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.
Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat fatal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr: 18)
                                                   
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.
2.      Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam.
3.      Fungsi Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu: Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan.

4.      Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun spirituil. Monitoring bukan hanya dilakuakan oleh manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencanaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.[39]



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Kepemimpinan pendidikan islam merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf pendidikan agar dapat bekerja secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran islam yang telah ditetapkan.
Oleh  sebab  itu, Peran kepemimpinan begitu menentukan bahkan seringkali menjadi tolak ukur maju mundurnya suatu organisasi.
Adapun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan dan pengajaran islam, maka pemimpin harus memfungsikan dirinya sebagai;
1.      Pendidik (educator)
2.      Manajer
3.      Administrator
4.      Supervisor
5.      Leader (pemimpin)
6.      Inovator; dan
7.      Motivator


















DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam  (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),

Baharudin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendididkan Islam; Antara Teori dan Praktek, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012,

Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Rambu-rambu Penilaian Kinerja Institusi Pendidikan (SLTP dan SMU) (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),

E.  Mulyasa,  Manajemen  Berbasis  Sekolah;  Konsep,  Strategi  dan  Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004,

Hendiet Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1982.


Indrafachru,soekarto,dkk. Pengantar kepemimpinan pendidikan. Surabaya: Usana offset printing, 1983

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998.

Kouzes J.M and Posner,B.Z, Credibility,(San Francaisco:Jossey Bass Publishers,1993),

M.  Alfan  Alfian,  Menjadi  Pemimpin  Politik, (Jakrta:   Gramedia  Pustaka Utama, 2009).

M.  Dawam  Rahardjo, Kepemimpinan  Perfektif  Islam, Jakarta:  Pustaka  Al-Kaustar, 2006,

M. Daryanto, Administrasi  pendidikan. (Jakarta: rineka cipta.1998)

M. Fauzan, Sifat Rasululah Saw Siddiq Amanah. Html: gegaje.blogspot.com 2013/05/4.

M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta, Mutiara Sumber Bening Kecerdasan,1993)

Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta, Raja Grafido Persada, 1995),

Mondy, R. W. and Premeaux, S.H, Managemen: Concepts, Practices and Skills. (New Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs, 1995),

Muhadi, Zainuddin & Mustaqim, Abd. Studi Kepemimpinan Islam (Telaah Normatif & Historis). Semarang: Putra Mediatama Press, 2005

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008),

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Rosdakarya, 1996

Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah; Teori, Model, dan Aplikasi, Jakarta: Grasindo, 2003,

Rusdi Siswoyo, 2013 (On-line), Makalah Konsep Kepemimpinan Dalam, (http://rudi-siswoyo89.blogspot.co.id) (On-line).

Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Public, Reformasi Birokrasi dan kepemimpinan Masa Depan, (Bandung: Rafika Aditama, 2009),

Slamet Santosa, Dinamika Kelompok (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),

Soetopo hendyat,dkk. Kepemimpinan dan supervisi pendidikan. Malang : Bina Aksara. 1984

Tanthowi, Jawahir. Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Alqu’an. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983

Taufiq Rahman, Moralitas Pemimpin dalam Perspektif al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 1999,

UUSPN No. 20 Tahun 2003, bab I, pasal 1

Wahjosumidjo,     Kepemimpinan     Kepala     Sekolah:     Tinjauan     Teoritik     dan Permasalahannya, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2002,

Wahyu Wijaswanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999,

Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta, Rineka Cipta, 1990,

Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi (Yogyakarta: Andi, 2003)

Yukl Gary, Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: Prenhallindo, 1998),





[1] Wahyu Wijaswanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999,.h 769
[2] Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta, Rineka Cipta, 1990), 12.
[3] Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998.
[4] Hendiet Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), h 1.
[5] Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi (Yogyakarta: Andi, 2003), h 196


[6] Slamet Santosa, Dinamika Kelompok (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h 44
[7] M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta, Mutiara Sumber Bening Kecerdasan,1993) 26
[8] UUSPN No. 20 Tahun 2003, bab I, pasal 1
[9] Mondy, R. W. and Premeaux, S.H, Managemen: Concepts, Practices and Skills. (New Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs, 1995), h. 345.
[10] Kouzes J.M and Posner,B.Z, Credibility,(San Francaisco:Jossey Bass Publishers,1993), h. 11.
[11] E.  Mulyasa,  Manajemen  Berbasis  Sekolah;  Konsep,  Strategi  dan  Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 107.
[12] Baharudin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendididkan Islam; Antara Teori dan Praktek, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012, h. 434.
[13] Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah; Teori, Model, dan Aplikasi, Jakarta: Grasindo, 2003, h. 153.
[14]         Gary,  A.  Yulk,  Kepemimpinan  Dalam  Organisasi,  Diterjemah  Oleh  Jusuf  Udaya, Jakarta: Prenhallindo, 1997, h. 7.

[15] Wahjosumidjo,     Kepemimpinan     Kepala     Sekolah:     Tinjauan     Teoritik     dan Permasalahannya, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2002, h. 105.
[16] Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta, Raja Grafido Persada, 1995), 63.
[17] Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, 47
[18] Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Public, Reformasi Birokrasi dan kepemimpinan Masa Depan, (Bandung: Rafika Aditama, 2009), 121.
[19] Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Public…,126.
[20] M.  Alfan  Alfian,  Menjadi  Pemimpin  Politik, (Jakrta:   Gramedia  Pustaka Utama, 2009),65.
[21] Wahyu Wijaswanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, h. 68
[22] Taufiq Rahman, Moralitas Pemimpin dalam Perspektif al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 1999, h. 21.

[23] M.  Dawam  Rahardjo, Kepemimpinan  Perfektif  Islam, Jakarta:  Pustaka  Al-Kaustar, 2006, h. 362.
[25] M. Fauzan, Sifat Rasululah Saw Siddiq Amanah. Html: gegaje.blogspot.com 2013/05/4.

[26] Muhadi, Zainuddin & Mustaqim, Abd. 2005. Studi Kepemimpinan Islam (Telaah Normatif & Historis). Semarang: Putra Mediatama Press, hlm. 15-16.
[27] Tanthowi, Jawahir. 1983. Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Alqu’an. Jakarta: Pustaka Al-Husna, hlm. 37
[28] Nanang Fattah, 1996. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Rosdakarya, hal 88
[29]  Indrafachru,soekarto,dkk. 1983. Pengantar kepemimpinan pendidikan. Surabaya: Usana offset printing hal  23
[30] Soetopo hendyat,dkk. 1984. Kepemimpinan dan supervisi pendidikan. Malang : Bina Aksara. hal 1
[31]  Indrafachru,soekarto,dkk. 1983. Pengantar kepemimpinan pendidikan. Surabaya: Usana offset printing hal 32
[32] Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam  (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 170.
[33] Ibid. hlm 77
[34 M. Daryanto, Administrasi  pendidikan. (Jakarta: rineka cipta.1998) . hlm.  33
[35] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 10
[36] Rusdi Siswoyo, 2013 (On-line), Makalah Konsep Kepemimpinan Dalam, (http://rudi-siswoyo89.blogspot.co.id) (On-line).

[37] Yukl Gary, Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: Prenhallindo, 1998), hlm. 56.
[38] Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Rambu-rambu Penilaian Kinerja Institusi Pendidikan (SLTP dan SMU) (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. iv.

[39] http://mpiuika.wordpress.com/2009/10/22/makalah-diskusi-mpi-kelompok-1

No comments:

Post a Comment

Makalah QS At Tin

BAB I PENDAHULUAN 1.1.        Latar Belakang Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi kita Muhammad.Saw se...